Sosok itu mendapatkan hikmah luar biasa dari ceramah Jumatan
kali ini. Masjid PDAM Jl. Atlas tempatnya, dan di sanalah sosok itu juga
menikmati makan siangnya beralaskan tikar di bawah pohon sukun dan
mangga bersama kawan-kawan kantor yang jumlahnya bisa mencapai lebih
dari 20 orang. Wallahu’alam apakah ini adalah kisah nyata atau fiksi
belaka. Cukuplah kita mengambil manfaat yang terkandung di dalamnya.
Alkisah,
ada seorang ulama yang bermimpi bertemu dengan sahabatnya di alam
kubur. Ya, sahabatnya itu sudah wafat. Dalam mimpinya itu, sang sahabat
selalu mendapatkan kiriman berupa pakaian baru dan makanan yang
berlimpah ruah. Sang ulama merasa heran, bagaimana bisa sahabatnya yang
telah wafat mendapatkan kiriman berupa pakaian dan makanan ke alam
kuburnya? Pada saat terjaga, sang ulama pun penasaran.
Sang
ulama kemudian pergi berkunjung ke rumah anak dari sahabatnya itu di
luar kota. Sampai akhirnya, ia pun menemukan sang anak yang ternyata
berprofesi sebagai seorang pedagang. Dari jauh ia memperhatikan
keseharian anak itu. Dan subhanallah, ternyata anak itu tak pernah lepas
dari membaca Al-Quran kecuali ketika harus melayani pembeli dan harus
mendirikan shalat wajib. Setelah berdagangnya selesai, sang ulama pun
menghampiri anak dari sahabatnya itu.
Sang ulama
memperkenalkan diri bahwa dirinya adalah sahabat dekat dari ayahnya yang
telah wafat. Sang anak pun menerima ulama tersebut dan mempersilakan
masuk. Singkat cerita, sang ulama bertanya pada anak itu mengapa dia tak
pernah lepas dari membaca Al-Quran. Lalu sang anak pun bercerita bahwa
sewaktu ayahnya masih hidup, dirinya sering mengirimkan pakaian baru dan
makanan pada ayahnya itu. Hingga kemudian ayahnya wafat, sang anak pun
bersedih hati dan bingung karena tidak bisa memberikan kebaikan untuk
ayahnya itu.
Lalu sang anak pun mengazamkan dirinya untuk
membaca Al-Quran. Ia mengazamkan bahwa pahala dari membaca Al-Quran itu
diberikan pada ayahnya di alam kubur. Ia sangat yakin bahwa ayahnya akan
mendapatkan kebaikan di alam kubur sana dari amalan membaca Al-Quran
itu. Dan sang ulama pun mengesat air matanya yang jatuh sejak tadi.
Bibirnya tersenyum bangga bahwa anak dari sahabatnya itu adalah seorang
anak saleh yang bisa membahagiakan ayahnya meski sudah berbeda dunia.
SubhanAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar