Senin, 27 Agustus 2012

Prajurit Israel Akui Siksa Bocah Palestina

Prajurit Israel Akui Siksa Bocah Palestina

TEL AVIV - Lebih dari 30 prajurit Israel mengungkapkan rahasia mereka yang memperlakukan bocah-bocah Palestina yang mereka tangkap. Sebagian besar dari bocah tersebut ditengarai menderita tindakan penyiksaan.

Beberapa pengakuan yang dibukukan ini, menujukkan pengakuan dari mantan prajurit Israel yang pernah bertugas di wilayah pemukiman Palestina. Buku berjudul "Breaking the Silence" tersebut, berisikan tindakan pemukulan, intimidasi, penghinaan, caci maki bahkan penangkapan.

Sebagian besar anak-anak yang mereka tangkap, adalah bocah Palestina yang melempari pasukan Israel dengan batu. "Menyedihkan memang, tetapi hal ini terjadi di wilayah Palestina," ujar mantan prajurit Israel Yehuda Shaul, seperti dikutip Independent, Minggu (26/8/2012).

Seorang mantan prajurit yang bertugas di Hebron pada 2010 menceritakan, mereka tidak pernah mengetahui nama bocah-bocah Palestina tersebut. Hal itu dikarenakan, bocah-bocah ini selalu menangis ketakutan. Seringkali ketika kantor polisi penuh, bocah-bocah ini dibawa ke rumah para petugas dengan mata tertutup dan dimasukkan ke dalam sebuah ruangan. 

"Mereka hanya menunggu seperti anjing, sebelum akhirnya dijemput oleh petugas polisi lain," pengakuan seorang prajurit.

"Pernah saya mengingat mereka (bocah Palestina) buang air di celana. Saya tidak peduli. Saya mendengarnya mereka melakukannya dan mencium baunya. Tetapi saya tetap tidak peduli," ucap seorang prajurit Israel lainnya.

Seorang prajurit lainnya menggambarkan insiden di Qalqilya 2007 silam, ketika dirinya menahan seorang bocah yang melemparkan batu. Menurutnya, pasukan Israel terpaksa menghentikan mereka karena suatu hari, pelemparan batu yang dilakukan para bocah itu bisa membunuh orang lainnya.

Tak jarang, pasukan Israel ini menahan bocah yang usianya masih sangat muda. "Banyak sekali anak-anak yang meminta untuk diampuni baru berusia 9 tahun. Saya membayangkan bila bocah itu adalah anak-anak kami. Senjata diarahkan kepada mereka dan meminta pengampunan, ini tentunya bisa membekas di pikiran mereka seumur hidup," tutur prajurit lain dalam buku tersebut.

Sebagian besar dari prajurit Israel mengaku tidak pernah diberikan pengarahan dalam menghadapi anak-anak yang dianggap terlibat tindakan kriminal. Mereka hanya bertindak seperti halnya menghadapi pelaku kejahatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar