Diego Maradona
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diego Maradona pada tahun
1986.
Diego Armando Maradona (lahir di
Buenos Aires,
Argentina,
30 Oktober 1960; umur 51 tahun) adalah mantan
pesepak bola legendaris
Argentina. Maradona menjadi pelatih timnas
Argentina mulai November 2008 sampai Juli 2010. Untuk
Argentina
Maradona tampil sebanyak 91 kali dan mencetak 34 gol. Maradona termasuk
dalam deretan pesepakbola terbaik abad ini bersama dengan
Pele,
Johan Cruyff dan
Christian Vieri
Kelahiran
Maradona lahir dalam kemiskinan pada tanggal 30 Oktober 1960 di
Lanús tetapi menghabiskan masa kecilnya di
Villa Fiorito. Dia adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara.
Karier
Diego Maradona pada tahun 1981.
Pada usia 10 tahun bakat sepakbolanya ditemukan oleh pemandu bakat
klub Agentinos Juniors. 2 tahun kemudian dia menjadi maskot klub
tersebut bernama
Los Cebollitas (Bawang Kecil), yang mana dia
bertugas untuk menghibur penonton dengan keterampilan sepakbolanya saat
jeda pertandingan pada kompetisi divisi utama
Argentina, Argentinos Juniors. Bakatnya tercium sampai ke
Inggris saat klub
Sheffield United mencoba mentransfernya seharga 180.000
poundsterling.
Proposal itu kemudian ditolak oleh Argentinos Juniors. Setahun
kemudian, ia melakukan debut internasional bersama timnas Argentina.
Pada tahun
1981, ia dibeli klub
Boca Juniors seharga 1 juta
poundsterling dimana ia menjadi juara liga untuk pertama kalinya.
FC Barcelona
Setelah
Piala Dunia 1982, ia kemudian ditransfer ke
FC Barcelona dengan harga 5 juta pounsterling, yang merupakan rekor dunia pada saat itu. Disana bersama pelatih
César Luis Menotti, Maradona memenangkan
Copa del Rey, mengalahkan musuh bebuyutan
FC Barcelona,
Real Madrid, dan Piala Super Spanyol, mengalahkan
Athletic de Bilbao. Kariernya di
FC Barcelona mengalami beberapa kendala, pertama adalah ketika Maradona divonis mengidap penyakit
hepatitis, kemudian cedera engkel yang parah akibat tekel keras oleh pemain
Athletic de Bilbao,
Andoni Goikoetxea dimana hampir mengakhiri kariernya dalam dunia sepakbola. Selain itu dia juga kerap bersitegang dengan Presidan klub
Josep Lluís Núñez.
Napoli
Maradona lalu ditransfer ke
SSC Napoli pada tahun
1984 dan mencapai puncak kariernya dalam sepakbola dimana ia membawa tim tersebut menjadi juara
Seri A untuk pertama kalinya dalam sejarah Napoli (1986/87 dan kemudian 1989/1990). Dan menjadi runner up
Seri A pada tahun 1987/88 dan 1988/89. Selain itu, ia juga membantu Napoli menjuarai
Piala Italia pada tahun
1987. Setahun kemudian (musim 88/89), Napoli mengalahkan
Vfb Stuttgart untuk menjadi juara
Piala UEFA. Maradona juga menjadi pencetak gol terbanyak dalam Liga Italia
Seri A dengan 15 gol. Maradona juga meraih penghargaan
Guerin d'Oro sebagai pemain dengan rating terbaik menurut majalah Italia
Guerin Sportivo. Maradona juga tampil dalam acara testimoni untuk
Osvaldo Ardilles dalam pertandingan antara
Tottenham Hotspurs melawan
Inter Milan dimana skor akhirnya 2-1 untuk kemenangan Spurs. Dalam pertandingan itu
Glenn Hoddle
merelakan kaos nomor 10 miliknya untuk dipakai oleh Maradona. Namun
dibalik kehebatannya tersebut, justru di Italia Maradona semakin
terpuruk dalam dunia hitam. Kebiasaannya mengonsumsi
kokain semakin memburuk dan berkali-kali di denda oleh kubnya karena tidak tampil dalam latihan maupun pertandingan dengan alasan
stress.
Sevilla, Newells Old Boys & Boca Juniors
Kariernya kemudian menurun setelah itu. Ia terbukti menggunakan
doping pada tahun
1991[rujukan?] dan dilarang bermain sepakbola selama 15 bulan. Setelah bebas, ia melakukan
comeback bersama
Sevilla namun dipecat setahun kemudian. Ia lalu kembali ke Argentina dan bermain bersama
Newell's Old Boys selama 5 pertandingan sebelum lagi-lagi dilarang bermain selama 15 bulan karena kembali diketahui doping saat
Piala Dunia 1994 berlangsung.
Setelah sempat menjadi pelatih bagi Deportivo Mandiyú (1994) dan
Racing Club (1995) dan mencoba melanjutkan karier bermain bersama Boca
Juniors antara tahun
1995 dan
1997, ia akhirnya pensiun pada
30 Oktober 1997.
Karier Internasional
Maradona mengangkat trofi Piala Dunia Junior pada tahun 1979.
Maradona memulai debutnya bersama
Argentina
pada usia 16 tahun melawan Hongaria pada 27 Februari 1977. Pada usia 18
tahun Maradona berpartisipasi dalam Piala Dunia Junior yang
diselenggarakan di Jepang, dimana
Argentina sempat berhadapan dengan
Indonesia dengan hasil 5-0. Maradona mencetak 2 gol bersama
Ramón Díaz yang mencetak
hattrick
Piala Dunia 1982
Maradona melakukan debutnya dalam pentas Piala Dunia pada
Piala Dunia 1982. Pada babak penyisihan
Argentina yang adalah juara bertahan secara mengejutkan kalah 0-1 oleh Belgia,walaupun begitu
Argentina
berhasil melaju ke babak kedua turnamen setelah mengalahkan Hongaria
4-1 dan El Salvador 2-0. Di babak berikutnya mereka kembali mengalami
kekalahan oleh Italia 1-2 dan Brazil 1-3. Maradona tampil dalam semua
pertandingan di Piala Dunia dan mencetak 2 gol. Semuanya di buat dalam
pertandingan melawan Hongaria.
Piala Dunia 1986
Maradona, turns like a little eel, he comes away from trouble, little
squat man... comes inside Butcher and leaves him for dead, outside
Fenwick and leaves him for dead, and puts the ball away... and that is
why Maradona is the greatest player in the world.
“
”
Pertunjukkan kehebatan Maradona {yang ditunjuk menjadi kapten tim} adalah pada saat berlangsungnya
Piala Dunia 1986
di Meksiko, di mana hampir sendirian ia mengantarkan Argentina keluar
sebagai Juara Dunia untuk kedua kalinya, setelah yang pertama pada tahun
1978 di Argentina. Pada
Piala Dunia di
Meksiko tersebut , Maradona membuat gol terbaik sepanjang masa versi
FIFA yaitu ketika Argentina bertemu
Inggris di babak perempat final. Pada saat itu Maradona melakukan
sprint sambil membawa bola dari tengah lapangan, kemudian melewati 5 orang pemain Inggris (
Glenn Hoddle,
Peter Beardsley, Steve Hodge, Peter Reid, Terry Butcher) dan
menaklukkan kiper kenamaan Inggris, Peter Shilton. Semua itu dilakukan
Maradona hanya dalam rentang waktu kurang lebih 10 detik. Sayangnya,
pada partai tersebut pula, Maradona membuat gol yang sangat buruk. Gol
tersebut tercipta melalui bantuan tangan, yang dikatakan Maradona
sebagai hasil bantuan "tangan Tuhan". Ia akhirnya mengakui bahwa hal
tersebut dilakukan dengan sengaja pada
22 Agustus 2005. Total Maradona mencetak 5 gol dan 5
assist dan tidak pernah diganti selama pertandingan
Argentina dalam
Piala Dunia 1986. Sebagai bentuk penghormatan, maka didirikanlah patung Maradona ketika sedang mencetak gol di depan pintu masuk stadion
Stadion Azteca.
Piala Dunia 1990
Pada Piala Dunia berikutnya tahun 1990 di
Italia, Maradona kembali mengkapteni
Argentina. Namun penampilan Maradona kurang maksimal dikarenakan cedera lutut sebelum turnamen dimulai.
Argentina
memulai perjalanannya dalam turnamen ini dengan kurang meyakinkan,
hampir tersisih dalam babak awal dan hanya menempati peringkat 3 dalam
grup B.
Argentina
kemudian bertemu musuh bebuyutannya Brasil. Ketika diramalkan akan
menderita kekalahan, Maradona tampil sebagai pahlawan dengan mengirimkan
umpan untuk diselesaikan oleh
Claudio Caniggia.
Argentina pun menang 1-0 atas Brasil. Babak selanjutnya
Argentina bertemu dengan
Yugoslavia dimana pertandingan diselesaikan lewat adu pinalti. Maradona adalah salah satu penendang pinalti yang gagal. Semifinal melawan
Italia
juga diselesaikan lewat adu pinalti setelah skor 1-1 selama 2x45 menit.
Kali ini Maradona berhasil menyarangkan pinalti setelah dengan berani
menendang bola pada arah yang sama ketika ia gagal ketika melawan
Yugoslavia. Pada pertandingan final sudah menunggu
Jerman Barat yang kemudian berhasil mengalahkan
Argentina 1-0 lewat pinalti yang dicetak oleh Andreas Brehme pada menit ke-85, setelah terjadi pelanggaran kepada penyerang
Jerman Barat,
Rudi Völler.
Piala Dunia 1994
Maradona tampil lagi sebagai kapten untuk
Argentina namun hanya tampil sebanyak 2 kali dan mencetak 1 gol ketika melawan
Yunani.
Ia kemudian tertangkap menggunakan doping, dan dilarang berpartisipasi
dalam turnamen. Maradona kemudian menyangkal dirinya sengaja memakai
doping dan menuduh adanya konspirasi melawan dirinya oleh
Amerika Serikat.
Pascakarier
- Tahun 2000 Maradona meluncurkan otobiografi nya berjudul Yo Soy El Diego (Sayalah Diego) yang mana langsung menjadi best seller di Argentina. Maradona mempersembahkan sebagian royalti penjualan buku ini kepada "rakyat Kuba dan Fidel"
- Tahun 2001 organisasi sepakbola Argentina(AFA) mengusulkan kepada FIFA untuk mempensiunkan nomor punggung 10 sebagai bentuk penghormatan keada Maradona. FIFA tidak mengijinkan hal tersebut.
- Argentinos Juniors menamai stadion mereka Stadion Maradona pada tahun 2003.
- Pada tahun 2004, Maradona hampir meninggal dunia akibat serangan jantung karena overdosis kokain.
Setelah keluar dari rumah sakit, ia melakukan operasi perut pada Maret
2005 untuk mengurangi beratnya. Pada Agustus 2005, ia memulai karier
baru sebagai pemandu acara talk show La Noche del 10 (Acara malam si no. 10).
- Pada 2008, Maradona secara mengejutkan terpilih menjadi pelatih kepala Argentina. Pada debutnya sebagai pelatih baru tim Tango, Maradona berhasil membawa timnya menumbangkan Skotlandia 1 - 0 di Glasgow. Skotlandia. Maradona juga menunjuk Javier Mascherano, gelandang Barcelona sebagai kapten baru timnas. Dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Maradona mengantarkan Argentina melaju sampai babak perempat final dimana Argentina dikalahkan oleh Jerman dengan skor telak 4-0. Maradona kemudian dipecat pada bulan Juli 2010.
Gaya Bermain
Maradona memiliki fisik yang kekar dan kuat dalam menghadapi
permainan fisik yang keras. Tubuhnya yang pendek dengan pusat gravitasi
yang rendah memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil men-
driblle bola. Maradona adalah pengatur serangan dan seorang yang bermain untuk timnya, selain itu dia juga mempunyai
skill
yang tinggi dalam menguasai bola. Keahliannya yang tinggi dalam
menguasai bola, membuatnya mudah melewati para penjaganya. Hal ini dapat
dilihat dalam golnya ketika melawan
Inggris dalam
Piala Dunia 1986 di Meksiko. Beberapa gerakan
trademark Maradona diantaranya adalah melakukan
sprint di daerah sayap dan kemudian mengirimkan umpan tarik kepada rekan setimnya. Lainnya adalah tendangan
Rabona
yang menyilangkan kaki berlawanan di belakang kaki yang menguasai bola
untuk menendang bola. Ia juga dikenal sebagai pengambil tendangan bebas
yang akurat dan mematikan. Maradona sebagian besar menggunakan kaki
kirinya dalam permainannya, bahkan jika bola berada di sebelah kanannya.
Golnya ketika melawan
Belgia dalam
Piala Dunia 1986 memperlihatkan hal itu. Golnya melawan
Inggris dalam piala dunia yang sama juga menunjukkan hal tersebut, Maradona menggunakan kaki kirinya ketika melewati pamain-pemain
Inggris.
Penghargaan
Klub
Boca Juniors
Barcelona
Napoli
Negara
Argentina
Pribadi
- Golden Ball for Best Player of the FIFA U-20 World Cup: 1979
- Argentine league Top Scorer: 1979, 1980, 1981
- Argentine Football Writers' Footballer of the Year: 1979, 1980, 1981, 1986
- South American Footballer of the Year (El Mundo, Caracas):1979, 1986, 1989, 1990, 1992
- Italian Guerin d'Oro: 1985
- Argentine Sports Writers' Sportsman of the Year: 1986
- Golden Ball for Best Player of the FIFA World Cup: 1986
- Best Footballer in the World Onze d'Or: 1986, 1987
- World Player of the Year (World Soccer Magazine): 1986
- Capocannoniere (Serie A top scorer): 1987–88
- Golden Ball for services to football (France Football): 1996
- Argentine Sports Writers' Sportsman of the Century: 1999
- "FIFA Goal of the Century" (1986 (2–1) v. England; second goal): 2002
- Argentine Senate "Domingo Faustino Sarmiento" recognition for lifetime achievement:
- FIFA Player of the Century